Jumat, 18 Desember 2009
Krarakter dan Jatidiri Bangsa Dewasa in
Masalah yang dihadapi oleh bangsa Indonesia dibidang Wawasan Kebangsaab, terutama akhir-akhir ini sesuai hasil identifikasi Tin Teknis Sosialsasi Wawasan Kebangsaan.
1. Semangat Kebangsaan dan komitmen terhadap pandangan dasar bangsa menurun, karena Pancasila sebagai ideology Negara pernah dan dapat ditafsirkian serta disalah gunakan untuk suatu kepentingan.
2. Pluralitasetnis, kebudayaan dan agama seharusnya merupakan kekuatan bangsa tetapi sebalikya menjadi sumber konflik social yang dapat membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa.
3. Nilai – nilai agama dan nilai-nilai luhur budaya bangsa kurang dijadikan sumber moral akhlak dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, Supremasi hokum, perilaku ekonomi dan politik tidak sesuai yang diharaokan sehingga terjadi pelanggaran HAM dan Krisis Ekonomi
4. Konflik vertical dan fenomena tuntutan pemisahan diri dari NKRI berasal dari kesenjangan ekonomi dan ketidak adilan muncul di beberapa daerah.
5. Kepercayaan masyarakat terhadap penyelenggaraa Negara dan secara khusus kepada aparatur pemerintah berkurang karena tekat mewujudkan penyelenggara pemerintah yang amanah (good governance) belum terlaksana sesuai harapan
Pengaruh Globalisasi
Pengaruh Globalisasi
Krisis multidimensi yang telah berlangsung 5 tahun, kini emakin berkemban karena dipacu oleh dampak globalisasi sehingga pengaktualisasian moral dan etika kebangsaan harus memperhatikan perkembangan lingkungan strategis baik global dan regional maupun nawsional
Perkembangan lingkungan strategis global mengisyaratkan bahwa persaingan ekonomi telah semakin tajam, isu-isu internasional tentang HAM, demokratis dan lingkungan hidup dihembuskan semakin kuat oleh Negara barat yang dapat mempengaruhi iklim kerja sama multilateral, serta semakin berkembangnya terorisme dan kejahatan internasional, seperti perdagangan narkotika, imigran gelap, penyelundupan senjata api dan uang palsu serta kejahatan intelektual.
Perkembangan lingkungan regional, adanya krisis ekonomi dikawasan asia ditandai dengan bergesernya kegiatan ekonomi dari kawasan Samudra Atlantik kekawasan Samudra Pasifik yang skan membuka peluang bagi bangsa-bangsa Asia Pasifik untuk meningkatkan kemakmuran Negara masing-masing, Disisi lain mendorong diperlukan peningkatan kewaspadaan terhadap kemungkinan terjadinya konflik ekonomi.
Perkembangan limhkumgan strategis nasional, dalam bidang ideology politik, tuntutan demikratis teah semakin menguat demikian pula semakin berkembangnya tanggapan atas berbagi kebijaksanaan pemerintah akibat dari semakin meningkatnya daya krisis masyarakar. Dalam bidang social budaya antara lain mengisyaratkan bahwa perkembangan reformasi, IPTEK yang begitu cepat membawa konsekueni kepada perubahan tat nilai, tata laku dan
Sabtu, 12 Desember 2009
WAWASAN KEBANGSAAN INDONESIA di ERA REFORMASI NASIONAL
Namun disayangkan sebab reformasi yan terjadi sekarang ini nampak tidak banyak berpijak pada nilai dasar kebangsaan, akibatnya kebebasan berkesan kebablasan, demokratis diartikan bisa berbuat semaunya, hukum bisa dikatakan demi kepentingan politik, pemaksaan kehendak melibatkan massa dianggap sah, otonomi daerah yang kurang memperdulikan integrasi nasional, kepentingan golongan, Negara seperti kehilangan daya rekat dan daya tangkal terhadap kemungkinan perpecahan
WAWASAN KEBANGSAAN DALAM KONSENSUS NASIONAL
Sebagai cikal bakal Wawasan Kebangsaanyang formal berawal dari sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Ketika itutekat para pemuda yang di Ikrarkan adalah Satu Nusa, Satu Bangsa dan Satu Bahasa yaitu indinesia. Hal ini merupakan sebuah prestasi cerdas, khususnya dari kalangan pemuda, karena ternyata di kemudian hari memperhatikan cita-cita dari wilayah nusantara yang pada masa itu berada dalam cengkraman penjajah
Selanjutnya para pejuang kemerdekaan bangsa yang berasal dadi berbagai wilayah di kepulauan nusantara ini sepakat dan berhasil mengeluarkan Maklumat Kemerdekaan yang kemudian kita sebut sebagai Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, Sehari sesudahnya disahkan konstitusi Negara sebagai consensus nasional yaitu Undang – undang Dasar 1945, yang didalamnya terdapat Pancasila dan pandangan dasar kehidupan derbangsa dan bernegara lainnya, sebagai consensus nasional sekaligus terdapat merupakan jati diri dari bangsa, Bentuk Negara yang disepakati adalah Negara Kesatuan berbentuk Republik ( pasal 1 UUD 1945 )
Rabu, 09 Desember 2009
WAWASAN KEBANGSAAN
balam lingkungan hidup indonesia umumnya dipahami bahwa Wawasan Kebangsaan adalah cara pandang yang dilingkup oleh rasa kebangsaan dalam upaya mewujudkan cita - cita nasionalnya. Substansi dari rasa kebangsaan adalah kesadaran untuk bersatu sebagai bangsa akibat kesamaan sejarah dan kepentingan masa depannya dan merupakan perekat yang mempersatukan sekaligus memberi daar kepada jati diri bangsa. Operasionallisasi dari rasa kebangsaanitu kemudian disebut sebagai wawasan Kebangsaan. Wawasan ini bersifat dinamis dan perkembangannya dipengaruhioleh lingkungan hidup srategisnyayang kompleks. Tumbuh dan perkembangannyarasa bangsaan tersebut akan mengentalkan sikap warga bangsa untuk rela berkorban demi kepentingan yang lebih besar yaitu kepentingan bangsa dan negara inilah yang disebut sebagai semangat kebangsaan yaitu suatu semangat rela berkorban untuk kepentingan yang lebih besar dan kepentingan tersebut terletak diatas kepentingan pribadi atau kepentingan golongan
dari uraian diatas akhirnya dapat digunakan untuk memaknai pamahaman kita tentang WAWASAN KEBANGSAAN
1. adanya keputusan rakyar untuk bersatu sebagai bangsa
2. adanya rasa senasip dan sepenanggungan dari komponen - komponen didalamnya
3. adanya kepentingan bersama dari unsur-unsur pembentukan banga
4. adanya semangat untuk mempertahankan rasa dan semangat bangsa
5. adanya kemampuan bangsa untuk secara terus menerus memenuhi kepentingan unsur-unsur penbentukannya
Atas dasar pemaknaan tersebut dapatlah ditelusuri apa yang menjadi persoalan dalam wawasan kebangsaan kita dewasa ini dalam kenyataannya semua insut tadi dirasakan semakin mengalami kemunduran yang drastis bahkan ada yang mangatakan telah kehilangan " Greget " diera reformasi ini misalnya fahan kelompok/golongan yang semakin mengkristal, miskin nasionalisme, warga bangsa seperti kehilangan daya rekat, terjadinya konflik horisontal bernuansa SARA dan konflik vertikal di berberapa daerah